Rabu, 08 April 2015

Cerita di balik cerita



Hello sobat, berjumpa lagi dengan saya. Ada cerita bagus nii tentunya menarik untuk kalian yang ingin membaca. Menurut saya cerita ini memotivasi saya atau pembaca yang membaca nya, cerita ini berisi mengenai percakapan antara seorang nenek dengan cucu laki-laki nya. Dari pada terlalu lama, langsung saja kita simak ceritanya !! Jangan lupa sebelum membaca siapkan secangkir kopi atau teh dan pastinya ada makanan juga, ada pepatah "dimana ada minuman pasti ada makanan". Begitu juga dengan pepatah ini "dimana ada Nisrina pasti ada semut", hehehehe Langsung saja kita simak cerita ini. Saya sebagai penulis berharap dengan cerita ini dapat memotivasi para pembaca.


Seorang anak lelaki memandangi neneknya yang sedang menulis surat, lalu bertanya, “Apakah Nenek sedang menulis cerita tentang kegiatan kita? Apakah cerita ini tentang aku?”


Sang nenek berhenti menulis surat dan berkata kepada cucunya, “Nenek memang sedang menulis tentang dirimu, sebenarnya, tetapi ada yang lebih penting daripada kata – kata yang sedang Nenek tulis, yakni pensil yang Nenek gunakan. Mudah – mudahan kau menjadi seperti pensil ini, kalau kau sudah dewasa nanti.”


Si anak lelaki merasa heran, diamatinya pensil itu, kelihatannya biasa saja.
“Tapi pensil itu sama saja dengan pensil – pensil lain yang pernah kulihat!”
“Itu tergantung bagaimana kau memandang segala sesuatunya. Ada lima pokok yang penting, dan kalau kau berhasil menerapkannya, kau akan senantiasa merasa damai dalam menjalani hidupmu.”


Pertama : Kau sanggup melakukan hal – hal yang besar, tetapi jangan pernah lupa bahwa ada tangan yang membimbing setiap langkahmu. Kita menyebutnya tangan Tuhan. Dia selalu membimbing kita sesuai dengan kehendak-Nya.


Kedua : Sesekali Nenek mesti berhenti menulis dan meraut pensil ini. Pensil ini akan merasa sakit sedikit, tetapi sesudahnya dia menjadi jauh lebih tajam. Begitu pula denganmu, kau harus belajar menanggung beberapa penderitaan dan kesedihan, sebab penderitaan dan kesedihan akan menjadikanmu orang yang lebih baik.


Ketiga : Pensil ini tidak keberatan kalau kita menggunakan penghapus untuk menghapus kesalahan – kesalahan yang kita buat. Ini berarti, tidak apa – apa kalau kita memperbaiki sesuatu yang pernah kita lakukan. Kita jadi tetap berada di jalan yang benar untuk menuju keadilan.


Keempat : Yang paling penting pada sebatang pensil bukanlah bagian luarnya yang dari kayu, melainkan bahan grafit di dalamnya. Jadi, perhatikan selalu apa yang sedang berlangsung di dalam dirimu.


Dan yang Kelima : Pensil ini selalu meninggalkan bekas. Begitu pula apa yang kau lakukan. Kau harus tahu bahwa segala sesuatu yang kau lakukan dalam hidupmu akan meninggalkan bekas, maka berusahalah untuk menyadari hal tersebut dalam setiap tindakanmu.

Jumat, 23 Januari 2015

KEUTAMAAN MEMPELAJARI ADAB-ADAB DALAM BERILMU

Rasulullah SAW telah menjelaskan mengenai islam, termasuk di dalamnya masalah adab. Beliau telah mengajarkan adab dan segala sesuatu dengan jelas sampai adab buang air pun beliau jelaskan. Di antara adab yang beliau jelaskan adalah ikhlas dalam menuntut ilmu, ikhlas dalam mengamalkan ilmu, dan ikhlas dalam mengajarkan ilmu. Begitu pula para sahabat dan Tabi'in (orang yang berguru kepada sahabat), mereka menasehati agar setiap muslim dan muslimah memperhatikan adab-adab dalam menuntut ilmu, agar yang dikaji dan dipelajari menjadi ilmu yang bermanfaat.

Adab dan akhlak yang baik adalah bagian dari amal shalih yang dapat menambahkan keimanan seseorang dan memiliki bobot yang berat dalam timbangan. pemiliknya sangat dicintai oleh Rasulullah SAW dan akhlak yang baik adalah salah satu penyebab seseorang dapat masuk ke surga.

Allah SWT memuji Rasul-Nya dengan akhlak nya yang mulia. Allah berfirman : "Dan sesugguhnya engkau (wahai Muhammad) benar-benar budi pekerti yang luhur." (Q.S. Al-Qalam: 4)
Seorang penuntut ilmu wajib mengetahui dan mempelajari adab-adab menuntut ilmu  yang baik dan benar. Ia harus mengikuti jejak Salafush Shalih (para sahabat Nabi)  dalam mencari ilmu dan beradab dengan ilmu yang telah diraih. Ia juga perlu mengetahui bagaimana para Salaf begadang dan meninggalkan tempat tidur demi mencari ilmu.

Seorang penuntut ilmu wajib beradab dan berakhlak yang mulia. seorang penuntut ilmu tidak boleh sombong dengan ilmu yang telah dimilikinya, Ia harus menyebarkan ilmu nya agar ilmu yang dimilikinya bermanfaat untuk diri nya dan orang lain. Ia wajib mengamalkan ilmu nya dengan menerapkan akhlak yang mulia, baik terhadap dirinya maupun kepada orang lain.

Sekian artikel yang dapat penulis sampaikan, penulis berharap para pembaca dapat memahami adab-adab dalam berilmu. Semoga bermanfaat.

Syukron..